Skip to main content

Starling dan Prasojo

     




    Jakarta - Pemandangan akhir pekan ini sungguh indah. Keindahan baik berupa syukur masih diberi kesempatan untuk melihat matahari terbit dan bernapas dengan normal. Begitupun Perpustakaan Prasojo selama hampir satu tahun setengah berhenti sebab pandemi yang makin meninggi. Sama-sama saling menjaga itu yang menjadi alasan Perpustakaan Prasojo tidak berkeliling, meskipun beberapa kegiatan seperti sharing dengan berbagai kawan masih tetap berlanjut. Hari ini Sabtu (11/6) untuk pertama kali Perpustakaan Prasojo kembali berkeliling di Ibukota yang merupakan salah satu keindahan di awal paragraf ini. 

    Berhenti di Halte Dukuh Atas, Setia Budi Jalan Sudirman mampir sebentar dan memesan segelas es Milo. Bertemu dengan STARLING (Starbucks Kelilling) yang namanya Pak Yadi ada satu lagi pesepeda yang juga berhenti sejenak dengan segelas kopinya. Berbincang dengan Pak Yadi sembari membuat milo membuat dia makin kencang memulai bercerita pengalaman dan keluh kesah hidupnya. Sudah hampir satu tahun dia menjadi Starling di sekitaran Jalan Sudirman sebagai tambahan penghasilan dia sebagai driver ojek online. Setiap hari dia berkeliling dari pagi hingga dini hari, meski di siang hari dia memilih untuk beristirahat. 



        Pak Yadi bercerita sehari dia bisa mendapatkan Rp 30.000 dari hasilnya keliling dari siang hingga malam. Ternyata penghasilan itu diberi oleh bosnya atau mandor pemilik kelompok starlingnya. Dengan logat khas betawinya, dia bercerita bahwa biasanya starling ini adalah orang Madura, tapi di kelompoknya berasal dari berbagai daerah. Dia juga bercerita kenapa memilih untuk mendapatkan tambahan dengan starling ini, yaitu Istri tercintanya akan melahirkan 2 bulan lagi. Pundi-pundi rupiah dia kumpulkan demi kelahiran sang buah hati yang dinantikan. 

    Saat bertemu Perpustakaan Prasojo dia memilih untuk membaca buku Lagak Jakarta karya Benny dan Mice. Beberapa lembar dia baca diiringi ketawa dengan melihar kartun Mice yang memparodikan kehidupan orang Jakarta dengan lucu. Semoga dilain kesempatan bisa bertemu lagi dengan Pak Yadi khas dengan gaya ketawa yang lepas. Semangat terus Pak Yadi, semoga sang buah hati kelak menjadi orang terpercaya dan menjadi kebanggaan keluarga. 



Comments

Popular posts from this blog

Review Buku: Kolaborasi Kebaikan

sumber gambar  https://ebooks.gramedia.com/id/buku/kolaborasi-kebaikan Judul: Kolaborasi Kebaikan Penulis: Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia Penerbit: Quanta-PT Elex Media Komputindo Tahun Terbit: 2017 Jumlah Halaman: xxviii + 252 halaman Genre: Motivasi Islami ISBN: 9786020450308             Bang Alfath melalui buku hebatnya ini akan mengajak kita untuk memahami diri kita sebagai manusia dan pemimpin di muka bumi yang mana tidak bisa berjalan sendiri. Saya akan mereview buku ini mulai dari covernya. Sesuai dengan  statement  diawal cover buku ini sudah merefleksikan isi dan judul buku, yakni dengan beberapa ekor lebah lengkap dengan sarang dan madunya. Say mengganggap cocok karena seekor lebah tidak bisa melakukan pekerjaannya sendiri ia selalu bekerja sama dengan kawan-kawannya untuk memenuhi kehidupannya sendiri dan ratu lebah. Font judul di cover depan yang berwarna biru metalik dengan  backgrund  putih-kuning membuat  center of interest  saat perta

Memaknai Sebuah Buku: Selamat Hari Buku Sedunia, 23 April 2024

Pada hari ini 23 April 2024 diperingati sebagai hari buku sedunia. Beberapa sumber menuliskan bahwa hari bersejarah ini diawali dari hubungan antara 23 April dengan buku pertama sekali dibuat oleh toko buku di Catalonia, Spanyol pada tahun 1923. Ide awalnya berasal dari penulis Valencia, Vicente Clavel Andrés sebagai cara untuk menghargai penulis Miguel de Cervantes yang meninggal pada tanggal tersebut. Pada tahun 1995, UNESCO memutuskan Hari Buku Sedunia dan Hari Hak Cipta Sedunia dirayakan pada tanggal 23 April, sebab tanggal tersebut juga merupakan hari kematian William Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega,serta hari lahir atau kematian beberapa penulis terkenal lain.   Memaknai sebuah buku dalam tulisan ini akan dibandingan sesuai dengan perkembangan zaman. Adanya e-book  atau buku digital bahkan semacam Kindle yang dikembangkan oleh Amazon, sehingga dapat mempermudah orang untuk membaca dalam gawai atau perangkat elektronik. Namun apakah hal itu dapat menjadi sebuah kemajuan

Review Buku: Saya Orang Tengger Saya Punya Agama, Kisah Orang Tengger Menemukan Agamanya

Judul              :  Saya Orang Tengger Saya Punya Agama, Kisah Orang Tengger Menemukan Agamanya. Penulis            : Ayu Sutarto Tahun terbit    : 2007 Penerbit            : Kelompok Peduli Budaya dan Wisata Daerah Jawa Timur (Kompyawisda Jatim), Jember, Jawa Timur Tebal Buku       : viii + 145 hlm.      Penjelasan dalam buku ini terbagi dalam enam bagian atau bab yang membahas segala sisi kehidupan masyarakat Tengger. Dimulai pada bagian satu yang menggambarkan kondisi geografis wilayah Tengger dahulu. Wilayah Tengger dahulunya adalah sebuah gunung berapi raksasa yang kemudian hancur dikarenakan erupsi yang sangat kuat. Erupsi itu kemudian memunculkan gundukan-gundukan yang kini menjadi gunung kecil seperti Gunung Batok, Gunung Bromo, dan Gunung Kursi. Selain itu hasil erupsi lainnya adalah deposit pasir yang tebal dan luas dan sekarang hamparan pasir itu disebut Segara Wedi. Di wilayah Tengger ini juga masih memiliki iklim tropis sama dengan wilayah lainnya.